BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 07 Januari 2010

Limbah Minyak PT Chevron Cemari Kebun Sawit Rakyat



Pekanbaru - Limbah minyak mentah milik PT Chevron Pacifik Indonesia (CPI) atau lebih dikenal Caltex dituding telah mencemari perkebunan sawit milik warga. Kendati sudah pernah diprotes tapi perusahaan milik Amerika itu tidak perduli. Pencemaran limbah minyak mentah itu terjadi di Desa Teluk Nilap Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Riau atau terpaut lebih dai 300 kilometer arah Utara dari Pekanbaru. Di sana, terdapat sekitar 40 hektar perkebunan sawit milik masyarakat dalam sepuluh tahun ini tidak bisa menghasilkan buah. Malah sekitar 10 hektar kebun sawit mati. Dugaan kuat masyarakat, kematian pohon-pohon sawit mereka akibat limbah minyak mentah milik PT Chevron. Sebab, hanya sekitar 10 meter dari kebun itu, terdapat 10 kolam penampungan limbah minyak mentah dengan ukuran masing-masing 200 meter x 7 meter. "Akibat limbah ini, pohon sawit kami menguning dan tidak berbuah lagi. Malah parahnya dari luas 40 hektar, 10 hektar di antaranya, pohon sawit kami membusuk. Ini semua akibat limbah minyak mentah dari kolam milik PT CPI," kata Nasaruddin, petani sawit kepada detikcom, Selasa (7/3/2006). Dia menceritakan, di lokasi desa mereka terdapat stasiun pengumpulan minyak PT CPI. Di lokasi itu juga terdapat 10 kolam limbah minyak mentah tanpa ditembok dengan semen. Akibatnya, di sekitar lokasi penampungan limbah itu kebun sawit milik masyarakat banyak yang mati. "Ini sudah kami rasakan sejak tahun 1989 lalu," ujarnya. Malah lebih parahnya lagi, tidak jauh dari kolom limbah itu, ketika tanah dicangkul terdapat gumpalan minyak mentah berwarna hitam. Limbah minyak inilah yang diduga masyarakat penyebab utama matinya pohon sawit mereka. "Kita sudah bolak balik mengklaim persoalan ini ke Caltex. Tapi tidak pernah mendapat tanggapan," ujar Nasaruddin. Warga di sana juga menunjukan bukti kuat ada dugaan pencemaran limbah itu. Misalnya saja, pada tahun 1994 silam, peneliti asal IPB Bogor pernah terjun ke desa mereka. Hasil penelitian itu, menunjukan limbah PT Caltex telah mencemari lingkungan sekitar. Hasil penelitian ini, juga ditembuskan ke pihak Pemerintah Provinsi Riau. "Bila kami hitung dalam sepuluh tahun ini, kerugian akibat pencemaran limbah Caltex sudah lebih dari Rp 1 miliar. Ini kami hitung dari biaya penanaman yang sudah berulang kali, dan juga banyak pohon sawit yang tidak menghasilkan buah," kata Nasaruddin. Camat Kubu, Suwandi kepada wartawan mengatakan, pihaknya menolak rencana eksplorasi sekitar 40 sumur minyak baru di daerah mereka. Penolakan ini sehubungan belum tuntasnya tuntutan warga soal pencemaan limbah minyak tersebut. "Kami akan menolak eksplorasi sumur baru, sebelum urusan limbah ini diselesaikan," tegas Suwandi.

0 komentar: