Resi itu bertanya pada muridnya, "Apa yang engkau lihat?"
ketika sang murid sedang bersiap memanah sasarannya: seekor
burung merpati yang hinggap di atas ranting.
"Aku melihat seekor burung, pepohonan, dan pegunungan di
belakangnya," jawab sang murid.
"Sudah, tak perlu dilanjutkan. Letakkan busur dan anak
panahmu," tukas Sang Guru sambil tersenyum pahit.
Datang murid yang lain, dan diajukan pertanyaan yang sama.
Kali ini sang murid yang bertubuh tambun itu menjawab, "Aku
melihat daging merpati yang sedang dibakar!"
"Sudah, tak perlu dilanjutkan"
Begitulah bergiliran para murid mengantri untuk bersiap
memanah dan kemudian menghadapi pertanyaan yang sama. Tidak
seorangpun diijinkan memanah karena dianggap gagal menjawab
pertanyaan Sang Guru.
Sampai tiba giliran seorang murid (Mahabharata menyebut nama
murid ini: Arjuna). "Apa yang kau lihat, anakku?" tanya Sang
Guru.
"Aku melihat leher burung merpati"
"Ah..coba kau lihat lagi," Sang Guru masih juga bertanya.
"Aku melihat leher burung merpati!" dan meluncurlah panah
Arjuna tepat menancap di leher burung merpati.
***
Dua puluh tahun yang lalu, saya baca kisah tersebut.
Sekarang, di saat hendak sholat, saya mencoba bertanya pada
diri sendiri, "Apa yang engkau lihat? Jawaban itu akan
menentukan seberapa jauh 'panah' sholat saya akan melesat dan
mi'raj menuju 'Arasy ilahi. Dan sudah 20 tahun saya mencoba
untuk melihat 'wajah-Nya' dan hanya 'wajah- Nya' di saat
bibir saya mengucap Allah Akbar!. Dan saya masih juga gagal.
Yang saya lihat adalah sajadah, dinding yang berwarna pucat,
butiran air wudhu yang jatuh dari wajah saya, dan pikiran
yang berkelana kemana-mana. Dua puluh tahun sudah 'panah'
sholat saya melesat entah ke mana...
***
"Apakah engkau sakit?" tanya seorang sahabat ketika melihat
Ali bin Abi Thalib sedang mengambil air wudhu. Sahabat ini
melihat tubuh Imam Ali terguncang dan wajahnya pucat. Ali
hanya menjawab, "Tahukah engkau bahwa sebentar lagi aku akan
berdiri di depan siapa?"
Beberapa tahun kemudian, Imam Ali dibokong dari belakang.
Panah menancap di tubuhnya. Sahabatnya hendak mengeluarkan
senjata tajam itu dari tubuhnya. "Ini akan sakit
sekali...bisakah engkau menahan rasa sakit ini?" tanya sang
sahabat.
"Biarkan aku sholat menghadap Tuhanku...saat aku sholat,
cabutlah panah itu!"
Ingin rasanya saya bertanya dan belajar pada Imam Ali bin Abi
Thalib saat beliau akan memulai sholatnya, "Apa yang engkau
lihat?"
Ketika panah dikeluarkan dari tubuh beliau, 'panah' sholat
beliau sedang melesat menembus langit ketujuh dan tepat
berdiri dihadapan 'wajah' Ilahi!
0 komentar:
Posting Komentar